Tahapan Kehilangan
Gue sering dihadapkan dengan kehilangan seseorang yang mungkin saat itu gue anggap sebagai orang yang akan nemenin gue sampai tua nanti, dan gue berharap kali ini gue gak akan mengalaminya lagi tapi nyatanya sama aja. Semuanya menghilang begitu saja. Dan sejak gue kehilanga dia, gue mengalami fase-fase yang menurut orang orang mungkin alay tapi menurut gue gak ada kata alay dalam cinta alay hanya berlaku pada logika.
PENYANGKALAN. Sering kali gue menyangkal, ya menyangkal apa yang terjadi saat ini hanyalah mimpi dan saat gue bangun nanti semuanya akan baik baik saja, tapi ternyata tidak.
Sering kali gue menyangkal kalau kita pasti akan bersama sama lagi, kalau ini hanyalah keegoisan kita masing-masing, kalau dia akan menyadari semuanya dan kembali memperbaikinya tapi nyatanya tidak, kita malah semakin jauh, sampai-sampai gue kehilangan jejaknya.
KEMARAHAN. Gue juga sempat marah sama diri gue sendiri karna emang harusnya ini yang gue lakuin atas apa yang udah terjadi tapi gue juga tetep gak bisa ngebohongi diri gue sendiri yang akhirnya bikin hati sama logika gue debat bahkan gue sendiripun gabisa memisahkan perdebatan mereka, gue juga sempet marah sama dia kenapa.. kenapa.. , sama dunia, dan sama takdir.
Seseorang pernah berkata sama gue "What the meaning of reality? Or love? You know that, everybody hates it. But the truth is.. you can face the truth, but still, you can touch or kill whats not you have done.. Paintfull right? You have the strongest in your heart, but in the end you cant use it at all" ya mungkin itu benar! Yang lebih bikin benernya lagi karna gue gatau itu artinya apaan. Ehh
TAWAR MENAWAR. Gue juga sempat memberi penawaran kepada takdir, emang sih gamasuk akal tapi gue sempet ngelakuin ini. kenapa harus kaya gini sih, ini bukan akhir yang gue pengen, jangan kaya gini ayolah, gue gak suka ini. Penawaran yang mungkin orang anggap itu gila, untuk apa sih, ayolah c'mon, life must go on dude. Tapi bukankah hati tidak akan pernah bisa dibohongi?
DEPRESI. Gue juga pernah mengalami masa masa setengah waras. Mengurung diri dikamar, gak mau makan dan minum, berdiam diri sambil terus melihat kebelakang, gak pengen bicara sama siapapun dan sekalinya bicarapun ada nada yang mungkin orang bilang terlalu tinggi untuk diucapkan, sampai-sampai karna terlalu pusing untuk memikirkan semua itu badan guepun runtuh kaya bangunan yang udah lapuk. Nah ini sih mungkin orang-orang bakal nganggep gue, bodoh banget sih lo, kaya cowo cuman satu aja, blaaablaaablaaa. Yak mungkin!! Tapi gue yakin saat kalian di posisi gue pun kalian bakal ngelakuin ini.
PENERIMAAN. tapi setelah gue pikir-pikir semua itu gak ada gunanya dan harusnya malah gue berterimakasih atas kejadian itu. Akhirnya guepun sadar kalau semua yang terjadi ini mungkin yang terbaik buat gue, buat dia dan buat kita.
Ya, itu fase-fase gue yang gue hadapin setelah .. ah sudahlah. Tapi kadang guepun mikir apa dia gangalamin apa yang gue alamin ini.
Tahapan kehilangan itu gue baca dari teori Kulber Ross, dan gue akui emang benar karna guepun mengalami sendiri tahapan-tahapan itu tanpa gue sadari.
Yak cinta emang kadang bisa bikin orang jadi gila, bisa ngelakuin apapun bahkan jauh dari luar logika, tidak hanya di saat sedang mencintai tapi juga di saat kehilangan cinta itu sendiri.
Tapi setelah kehilangan itu yang tersulit bukan hanya melupakan rasa gue sama dia tapi juga ngelupain kebiasan-kebiasaan gue sama dia yang karna kebiasaan itu menciptakan kebutuhan. Kebutuhan yang sekarang mungkin udah jadi kebutuhan orang lain.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus